Halooo, lama bangett gak nulis, kangen nulis di blog lagi nih. π
how are you guys?
Selama 2024-2025 detik ini, banyak hal yang terjadi up and down. Suka, duka, tawa, canda, tangis, amarah. Banyaaak lah. Adult's life lah.. hehe
Meskipun begitu, aku bersyukur punya orang-orang terdekat yang ada saat aku membutuhkan, aku bingung harus gimana.
Banyak-banyak bersyukur atas apa yang aku miliki, meskipun aku bukan orang yang sempurna, begitu pula hidupku.
Seperti halnya ketika disuruh until menikah di umur 27th ini, aku sih mikirnya aku masih muda to get married, even most of my friends are getting married. Sering merenung, mikir, 'why, me? yang harus mengalami hal ini'. Terkesan lebay sih. But it's real.
Ya meskipun kita sudah pacaran sejak 2018, tapi rasanya masih pengen hidup melajang. Hehe
But I am grateful to have him as my partner, best friend, brother, meskipun hidup bareng harus banyak penyesuaian, saabaarr tentunya. π
Menikah juga merupakan lembaran kehidupan baru. Kalau dulu sendiri apa-apa lebih fleksible, lebih bisa sat set. Kalau sekarang diusahakan apa-apa didiskusikan dengan pasangan.
Lebih menantang lagi kalau sinyal lagi susah. FYI, aku LDM (Long Distance Marriage), kalau dulu jaman awal pacaran LDR, sekarang setelah nikah LDM. Ya mungkin karena sudah biasa kali ya, jauuuhh.
Banyaakk orang ngira aku akan ikut suami ke luar jawa, padahal mah kagak. Ini kembali lagi ke runitas seperti jaman sebelum nikah, setiap hari kita video call, ya mirip-mirip kek jaman pacaran, cuman bedanya sekarang sudah menikah.
Karena kita jaraang bangeett spend time together, meskipun sudah pacaran 6 tahun. Pengennya masih kek jaman pacaran.
Sebelum nikah juga banyak bangeettt hal-hal yang membuatku ragu, mempertanyakan apakah aku harus nikah?, ditambah banyaakk berita perceraian, baik itu dari kerabat dekat, jauh, dan dari internet. Itu juga yang membuatku takut sih. Kemaren waktu datang ke nikahan temen, malah yang di omongin Si A, selingkuh, bla-bla gitu, ternyata Si B, itu sudah cerai loh. π
Semuanya aku kenal, yang diomongin gak cuman 1 orang, tapi ada beberapa orang. Duhh, gimana gak tambah kepikiran coba.
Selain hal-hal tersebut, juga banyak hal yang perlu dipertimbangkan, married is a big deal. Bukan masalah umurnya yang sudah 'pas' untuk menikah, tapi persiapan, kematangan emosional, finansial, dll. Banyak kasus KDRT, perceraian, perselisihan dengan mertua, ipar dll. Masih banyak lagiiii. Ada yang mau tambahin??
TBH, aku juga masih belajar hal ini, cara menghadapinya gimana, soalnya banyaaak bangeettt cerita-cerita yang kek gitu. π
Cerita bahagia juga ada. Tenang aja. Ada temen ku yang cerita Kalau yang terpenting si pasangan, orangnya kek mana, keluarganya, dll nya. Kalau ada omongan gak enak tuh sudah biasa.
Meskipun aku sudah menikah, setidaknya aku masih punya waktu untuk melakukan hal lain, hal-hal yang dulu sempat direncanakan bareng temen, entah traveling atau mungkin nonton konser, dan masih banyaak lagi.
Dengan LDM ini sebenarnya aku bersyukur, aku punya waktu untuk diri sendiri, entah itu belajar masak, belajar hal baru, traveling, dan masih banyaak lagi.
Masih pengen explore many things. π
Sebisa mungkin menyeimbangkan beberapa hal, meskipun sekarang statusnya sudah berubah, akan tetapi, masih pengen seperti dulu.
Bicara soal menikah, pastinya juga bicara soal punya anak.
So punya anak itu WAJIB/HARUS gak sih? apakah itu juga pilihan hidup kita nih ?
Sebagai perempuan gimana pandangannya mengenai hal ini? kan yang hamil perempuan, yang merasakan hormon naik turun, tidur gak enak, membawa bayi 9 bulan. These are not easy of course.
Dengan status yang sudah berubah ini, banyak orang mendo'akan mengekspektasikan kalau 'segera punya momongan'.
Ya biasanya orang yang sudah menikah pengen punya momongan, tapi gak semua pasangan menginginkan hal demikian loh ya.
Biayanya mahaallll guys... Kemaren aku lihat di supermarket harga-harga susu formula, popok, dll. Mahaall nya susu formula aja yang guys sekelas Bebel*c 100k ke atas, bahkan ada yang 300k ke atas. π
Belum popok, dan skincare buat bayi, dan lain-lainnya. Biaya sekolah yang semakin mahaaall, apalagi kalau sekelas sekolah swasta di kota. Kalau punya anak, pengennya kan dapat memberikan yang terbaik.
Aku lahir dan sekolah dari TK-SD di desa, ya lingkungannya gitu-gitu, pengennya misal punya anak nanti, pengen memberikan yang terbaik, dari berbagai hal. Karena untuk urusan tempat tinggal, pemilihan sekolah anak, dll itu mempengaruhi lingkungan, cara berpikir seseorang, pergaulan.
Punya anak atau gak, punya plus minusnya sendiri.
Sekian blog kali ini. See u...
Good job firda
BalasHapus