Langsung ke konten utama

27 th THIS YEAR !!!!!

Kalau jaman masih bocil rasanya pengen banget cepet dewasa. Pengen cepet merasakan rasanya lulus dari sekolah, yang mana hanya bikin stres gara-gara PR yang membludak. Sepertinya, dunia dewasa merupakan hal yang menyenangkan. 
Pada kenyataannya kadang tidaknya demikian, rasanya ingin balik ke jaman masih bocil. 
Apakah kalian pernah berpikiran hal demikian? 

Kalau iya, Selamat ya. 😁







Bisa dibilang umur 20-an ini merupakan umur yang masih muda, masih mencari jati diri. Berjuang dalam mencapai cita-cita, goals, dll. 

Ah common, I don't want to talking seriously like my previous blog before. Hehe
Baca juga πŸ‘‰ 24    πŸ‘‰ 25

Seiring bertambahnya usia akan ada prioritas maupun kesibukan dalam kehidupan. Dulu ada teman yang benar-benar akrab, kemana-mana barengan. Seiring bertambahnya umur mereka punya kesibukkan masing-masing. Jadi yang wajar kalau misal jadi jarang berkomunikasi, dan jarang bertukar kabar. 

Ada rasanya memang tempat berkeluh kesah dengan seseorang, akan tetapi kadang juga orang tersebut punya hal yang penting di hidupnya untuk dilakukan. Ya sudah, itu hak mereka. Kita juga gak bisa berharap ke sesama manusia bukan? 

Kalau pun ada 1-2 aja sudah bersyukur, tak perlu banyak asalkan berkualitas. For me how deep the conversation is so important. 

Just try to survive ALONE
Why? 
Karena yang bisa diharapkan hanyalah DIRI SENDIRI
Gak selalu ada orang lain yang akan membantu, ya memang kita sebagai makhluk sosial saling membutuhkan satu sama lainnya, akan tetapi ada kalanya kita hanya bisa mengandalkan dii sendiri. 

Keatahuilah juga semakin bertambahnya umur gak semua orang sejalan dengan pemikiranmu, visi misimu, tujuan hidupmu.. GWENCHANA.... 





Karena meskipun terdapat perbedaan bukan berarti hidupmu tak berharga.. Cieelah 
Aapa salahnya berbeda, apa salahnya punya pemikiran yang berbeda. Ada beberapa hal yang membuat seseorang itu punya pemikiran yang berbeda dengan kita. GWENCHANA... πŸ˜‚

Ada beberapa hal yang mulai aku anggap bukan lagi hal yang tabu atau hal yang memalukan/ aku menyadari beberapa hal semakin bertambahnya umur; 

1. Perceraian 







Kenapa demikian? 
Kita gak tau apa yang sebenarnya terjadi pada pasangan tersebut. Aku cuman berpegang pada "There is NO HAPPILY  EVER  AFTER". Ini dunia nyata bukan Disney movie. So, be realistic!. 

Bukan berarti gak bisa langgeng sampai tua. Tapi lebih ke gak mau berekspektasi kepada orang lain, atau siapapun yang akan menjadi pasangan kelak, belajar low ekspektasi. 

Kita juga manusia biasa, punya kekurangan, gak bisa mengerti manusia 100%. Kadang ke ibu sendiri kita gak bisa 100% sejalan kok. Padahal ibu yang mengandung 9 bulan loh. Kurang kuat apa ikatannya. 

Apalagi dengan orang yang baru ketemu ketika kita beranjak dewasa. Atau kamu pas kena "SIAL" ketemu pasangan yang gak bertanggungawab, tukang selingkuh, KDRT. Siapapun yang jadi korbannya itu bukan salahmu. No one deserve it! Daripada berlarut-larut ya silahkan tentukan jalan yang terbaik. 

Gak ada yang buruk dari seorang yang pernah bercerai. Kita juga gak bisa mengkontrol perilaku pasangan kita seperti apa. 

Dari yang aku baca-baca pengalaman orang di quora, banyak yang cerai karena beberapa hal, entah itu judi online, hutang yang banyak, selingkuh, KDRT, dll. Ada beberapa dari mereka yang masih muda, umur 20an, 30 an. Ya, setiap keputusan ada resikonya masing-masing. 

2. Gak menikah 






Kok gitu? 

Ya namanya pilihan hidup kan hak masing-masing individu. Dalam hal menikah ini tentunya bukan hal yang bisa diputuskan dalam 1 malam. Ini bukan perkara jadi check out di shopee atau gak, tapi yang juga akan menentukan someone who is with u, I am not say FOREVER, but hopefully grow old together. 

Kalau ada yang akan menikah biasanya aku hanya mendo'akan semoga lancar, saqinah mawaddah warohmah. 

Pastinya di setiap keputusan nikah atau gak, pasti ada plus minusnya. Dengar cerita dari teman-teman yang sudah menikah memang ada roller costernya, harus siap-siap mental katanya. 

Aku dulu mikir sepertinya bakal kesepian kalau gak menikah, tapi semakin kesini justru lebih kesepian lagi dan melelahkan lagi kalau menikah bukan dengan orang yang tepat. 

Semakin bertambahnya umur dan mendengar dan membaca kisah-kisah orang lain, menyimpulkan bahwa menikah itu gambling. Loh kok gitu? Itu tidak benar ferguso, yang benar adalah nikah adalah ibadah. 

YO WES, terserah Anda. 

Dapat suami yang baik dan mertua yang baik adalah idaman semua menantu dan istri. 
Dapat suami yang gak baik (tukang selingkuh, kdrt, judi online, ) dan punya menantu yang suka nyiyirin anak mantunya adalah mimpi buruk bagi semua menantu. Begitu pula sebaliknya, dapat istri yang baik, cantik, rajin, dll idaman para suami. 

Kalau kata Leo Tolstoy, seorang sastrawan Rusia, pandangannya mengenai sebuah pernikahan. 


Agar bahagia pernikahan harus berhasil dalam banyak aspek; ketertarikan seksual, kesepakatan mengenai uang, disiplin anak, agama, besan dan ipar, serta masalah-masalah vital lainnya.

Kegagalan dalam satu aspek-aspek tersebut bisa menghancurkan pernikahan meskipun ada hal lain yang dibutuhkan untuk kebahagiaan.




Disini aku bukan sebagai konselor pernikahan loh ya, I just share yang aku dengar dan baca dari pengalaman orang lain. Aku juga belum menikah. 

Banyak warga Quora yang sedang mencari jodoh, ya rata-rata mereka usia 20 an, 21-29 lah ya. Ada beberapa yang sudah diatas 30 th.  Ya semoga segera mendapat jodoh yang baik dan meniah di waktu yang tepat. Banyak yang buru-buru nikah karena sudah dikejar umur katanya. Ya mungkin salah satu goalnya adalah menikah. Atau untuk menghindari dari ZINA? Whuutt?? 

Menghindari zina itu gak cuma dengan nikah aja loh, aku kok merasa alasan yang seperti itu kurang tepat. 

Bagiku menikah bukan goal, goal itu adalah suatu hal yang ingin kamu raih. Menikah itu ibarat aku nih sedang berproses dalam mengejar mimpi-mimpiku, eh di dalam perjalanan menuju goal ku itu aku menemukan seseorang yang akan menemaniku dan mendukungku dalam meraih goal ku. 

Aku kasih gambarannya deh:





Sorry ya gambarnya jeleekk, ya begitulah gambarannya. πŸ˜„

Tapi kalau ada yang menempatkan  nikah adalah tujuan hidup, ya silahkan. 



3. Childfree 






Bicara tentang topik ini, di Indonesia sendiri masih pro kontra ya. Kalau dibilang childfree ini merupakan tindakan egois ya pastinya ada yang menyebabkan kenapa pasangan memilih untuk childfree. Entah itu karena alasan kesehatan, finansial, atau apapun. Kalau aku menilai seseorang yang memilih untuk childfree sudah memikirkannya dengan matang, dan banyak pertimbangan. 

Tentunya bagi kita orang luar yang gak tau apa-apa mengenai seseorang yang memutuskan untuk childfree alangkah baiknya kita tidak usah sok mengatai kalau mereka egoislah, atau apalah. Toh kita juga gak tau kan apa yang sebenarnya terjadi. 

TOLONG JAGA MULUT DAN JARINYA YA ! 

Kalau pun memutuskan untuk memiliki anak, pastinya sudah siap dengan biaya, mulai dari melahirkan, periksa ke dokter, gizi, dll. Tapi misal nih ya, kalau pun belum mampu secara finansial alangkah baiknya tidaak usah memaksakan hanya karena menghindari omongan orang. 

Pernah baca berita ada orang yang punya anak 5 atau 7 gitu, tapi beliau ini belum punya pekerjaan yang tetap gitu. Kalau budaya kita mah ada yang bilang "banyak anak banyak rezeki". Whattttt????😱😱😱

Well, gimana ya, kalau orangtua yang punya prinsip demikian mampu menyukupi biaya makan, sekolah, dll nya yo wes terserah anda. Tapi kalau anaknya telantar misal karena ekonomi keluarga gak stabil? bukankah ada baiknya untuk menunda punya anak, ? 

Pastinya, di dalam keluarga ekonomi bisa naik turun, tapi ya mohonlah dipertimbangkan. Kasihan anaknya kalau sudah lahir tapi secara mental dan finansial belum bisa mencukupi. Dan jangan sekali-sekali menyalahkan kehadiran anak. 

Anak gak minta untuk dilahirkan, kenapa tega menyalahkan anak? 
Melihat di berita anak-anak yang dibuang orangtuanya, kasihan loh. 
Ya semoga gak ada lagi kejadian seperti itu. 


4.  Beda pendapat 







Tinggal di negara yang punya beberapa agama, budaya, ras, tentunya mempunyai keuntungan tersendiri. Yaitu toleransi. 
Semakin maraknya sosial media, semakin mudahnya akses untuk berselancar di internet. Tentunya pernah dong ya di sosial media ada twit/ postingan seseorang yang kurang pas di kita atau kurang sesuai dengan value kita. 

Ya menyikapi hal tersebut, kita juga gak bisa mengkontrol apa yang orang lain lakukan, akan tetapi yang bisa lakukan adalah mengkontrol tindakan kita. 

Misal tentang budaya, pastilah ada perbedaan antara di kota A dan di kota B. Atau tentang agama, kepercayaan, opini. 

Beda pendapat itu gak masalah, toh ya setiap isi pikiran orang kan ya beda-beda, gak sependapat juga gak masalah. 

Gak harus menjadi black or white. Kadang memang masih semu. Gak ada yang benar-benar jadi hero, atau pun villain, hanya sudut pandang yang berbeda. 



5. Orangtua tidak selalu benar 





Aku jadi ingat salah satu lagu yang SANGAT related dengan ini. 


The older I get the more that I see 
My parents aren't heroes, they're just like me 
And loving is hard, it don't always work 
You just try your best not to get hurt 
I used to be mad but now I know 
Sometimes it's better to let someone go 
It just hadn't hit me yet 
The older I get 



Seiring bertambahnya usia kita pun menyadari kalau apa yang kita impikan, cita-citakan kadang gak semudah itu untuk meraihnya. Semakin bertambahnya usia kita juga dituntut untuk menjadi REALISTIS, bukan lagi IDEALIS. 

Dari situlah kadang ada beberapa beda pendapat dengan orangtua di beberapa hal. Tentu itu merupakan hal yang wajar. Ya kita sebagai orangtua punya pemikiran sendiri mengenai sesuatu, dan memang gak bisa memaksakan berdasarkan kehendak pribadi. 

Sebagai oarangtua tentunya mereka hanya manusia biasa seperti kita, yang gak semua hal mereka tahu. Ada beberapa yang mereka gak tahu, kita tumbuh berbeda abad dengan orangtua, dari segi pemikiran jelaslah berbeda. 

Aapkah itu hal yang WAJAR? 

Wajarlah. 
Pernah ada beberapa teman yang cerita kalau mereka sering beda pendapat dengan orangtua mereka. Maunya si anak begitu, orangtuanya maunya begini. Sering pula berlawanan dengan keinginan orangtua. 

Bukannya kita mau jadi ANAK DURHAKA, tapi kita punya pemikiran sendiri, impian, maupun goal senidiri. Kita juga juga gak bisa menyenangkan orang tua dengan keputusan kita. 

Meskipun orangtua hidup lebih lama daripada kita di dunia ini, belum tentu mereka mengetahui semua hal. Mereka juga manusia biasa seperti kita, yang juga memiliki kekurangan, yang juga berbuat salah. 



6. Kita gak bisa menyenangkan orang lain


Dengan suatu keputusan yang kita ambil, tentunya akan ada pro kontra, dari berbagai pihak tak terkecuali orang terdekat kita. 

Semakin bertambahnya usia, aku sadar kalau kita gak bisa selalu menyenangkan orang lain.

Misal kita mengambil keputusan agar orang lain senang, akan tetapi kita malah menderita/ gak bahagia dengan keputusan kita sendiri. 

Apabila kita mengambil keputusan sesuai dengan keinginan kita, orang lain belum tentu senang dengan keputusan yang kita ambil. 

Senang? Gak 

Julid? Iya 

πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Baik buruknya perilaku kita, akan selalu jadi omongan. Dan selalu SALAH dimata orang lain.
 
Aku pernah baca bukunya Mark Manson The Subtle of Not Giving A F*ck  atau diterjemahkan Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Bukunya baguuuss banget, Mark memberikan gambaran realistis tentang hal-hal mana yang perlu kita pedulikan mana gak, hanya buang-buang energi. 
Gak ada orang yang benar-benar peduli 100%. 






7. Peduli dengan omongan orang 







Well, ini salah satu hal yang bikin orang sebel ketika hidup kita terlalu dikomentari oleh orang lain. Ya kita memang hidup bermasyarakat, akan tetapi kadang memang mulut tidak bisa dikontrol. 

Apalagi budaya di Indonesia yang basa basinya kadang menyebalkan. Maleess loh kadang ketemu orang sepeti itu, apalagi kalau sudah dijawab satu muncul jawaban lainnya, gitu teruuuuusss.... 

Hari Raya Idul Fitri menjadi ajang pamer-pamer ketemu saudara sih alasannya, tapi si saudara gak nyaman tuh apalagi ditanya-tanya mulu.

Kuliah dimana? Semester berapa? Sudah lulus belum? Sekarang dimana? Kesibukannya apa? Kerja dimana? Kapan nikah? Anak berapa? Kapan nambah? Kok anaknya cuman satu? Kapan punya anak?


Kapan apalagi ya? Saking sedikitnya sampe bingung mau nambah apalagi. πŸ˜ƒπŸ˜‚

Kita balik lagi bahas buku dari Mak Manson diatas The Subtle of Not Giving A F*ck  atau  Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat. Gak ada yang benar-benar peduli tehadapmu 100%. 

Gak semua orang peduli dengan kondsi kita sekarang ini, kadang juga mereka gak ada kontribusi apapun di hidup kita, tiba-tiba aja nongol, dan nanyain pertanyaan itu. 


8. Membandingkan diri dengan orang lain 

Ini nih yang sering aku lakuin atau pun mungkin kita lakukan. Di umur segini si A sudah punya ini itu sedangkan kita masih gini-gini aja. 

Kadang itu yang membuat aku merasa "hidup ku kok gini-gini aja ya" dan seprtinya hidup orang lain mulus banget kaya jalan tol, bebas hambatan. 

Ya kita sendiri juga gak tau dulu dia struggle seperti apa, apakah dia sempat jadi tulang punggung keluarga, yang harus menghidupi keluarganya, membiayai sekolah adeknya, bayar cicilan, dll. 

Atau memang mereka ini sudah bekerja sejak dini, sebelum kita. We don't know behind the story
Yang aku lakukan hanyalah berusaha dan berdo'a, tidak lupa bersyukur. Ya meskipun aku masih mengasihani diri sendiri. Tapi ya sudahlah. 

Ya meskipun hidup kadang hanya gini-gini aja, but I grateful everything that I have. 


Semakin bertambahnya usia pengennya cuman hidup dengan tenang, baik secara mental, ataupun finansial. Gak pengen juga berdebat hanya karena hal-hal sepele. 

Sekian dulu, penulisan blognya. Semoga sehat-sehat selalu. 

See u. 








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Life Update

 Halooo, lama bangett gak nulis, kangen nulis di blog lagi nih. 😁 how are you guys?  Selama 2024-2025 detik ini,  banyak hal yang terjadi up and down. Suka, duka, tawa, canda, tangis, amarah. Banyaaak lah. Adult's life lah.. hehe Meskipun begitu, aku bersyukur punya orang-orang terdekat yang ada saat aku membutuhkan, aku bingung harus gimana.  Banyak-banyak bersyukur atas apa yang aku miliki, meskipun aku bukan orang yang sempurna, begitu pula hidupku.  Seperti halnya ketika disuruh until menikah di umur 27th ini, aku sih mikirnya aku masih muda t o get married, even most of my friends are getting married. Sering merenung, mikir, ' why, me? yang harus mengalami hal ini' . Terkesan lebay sih. But it's real.  Ya meskipun kita sudah pacaran sejak 2018, tapi rasanya masih pengen hidup melajang. Hehe But I am grateful to have him as my partner, best friend, brother, meskipun hidup bareng harus banyak penyesuaian, saabaarr tentunya. 😁 Menikah juga merupakan lem...

500 Days of Summer

Review Film 500 Days of Summer  It's not Love story BUT Story about Love  Hello, how are u guys?  ... Well, di blog ku kali ini aku akan bahas review salah satu film favorite ku yang judulnya " 500 days of Summer ". Sudah pada tahu kan ya film ini ? Film yang gak ada habisnya untuk dibahas. Ini review film pertama ku, I am sorry kalau masih agak kurang jelas,😁Let's start ! Film ini dirilis pada tahun 2009, so sudah 11 tahun ya, btw aku nih nonton film ini sudah 5 kali, ehehe, gak tau kenapa, gak bosen-bosen aku tuh. 😁Seru juga untuk di perdebatkan, kalau baca-baca di sosmed (e.g. Quora, ) ada beberapa cowok yang menyalahkan si Summer ini nih. Dari film ini mungkin bakalan ada Teamnya Summer and Teamnya Tom nih. heehhe. Padahal nih ya, dari awal kan si Summer bilang kalau dia gak pengen hubungan yang serius, eh si Tom malah (ya sudah dijalani aja). emm. It's not love story, but it's story about love.  500 days of Summer ini dibintangi oleh Zooey Deschanel da...